Selasa, 21 Oktober 2014

Warga Amerika Latin Berbondong-bondong Masuk Islam

Alquran telah menjadi buku pedoman bagi mereka untuk beraktivitas sehari-hari hingga berdoa.


Sukasukaka,
Dalam usaha mencari identitas di Amerika Serikat, banyak imigran dari negara-negara Amerika Latin (Amerika Selatan) memilih menjadi muslim. Mereka melihat Islam bisa memberikan ajaran dan tuntunan dalam menata kehidupan mereka di tanah asing.
"Islam telah memberi petunjuk jelas atas apa yang boleh (halal) dan apa yang dilarang (haram). Jadi orang-orang ini tahu di mana mereka berpijak," Stephanie Londono, seorang peneliti di Florida Internasional University, yang baru saja mempublikasikan studinya tentang perpindahan agama para imigran Latin kepada Voice of America, Senin 20 Oktober 2014.
"Jadi Alquran telah menjadi buku pedoman bagi mereka untuk beraktivitas sehari-hari hingga berdoa," tambahnya.
Dalam dekade terakhir, sejumlah besar Latino (sebutan untuk imigran dari Amerika Selatan) telah memilih Islam sebagai agama mereka. Menurut perkiraan whyislam.org, sekitar 6 persen muslim Amerika adalah Latino.
Jumlah yang sama juga diamini badan dakwah Amerika Latin (Latino American Dawah Organization/LADO) yang menyebut lebih dari setengahnya adalah wanita.
Meski belum ada angka resmi, Amerika Serikat diyakini menjadi rumah bagi hampir 7 juta muslim. Dan menurut Pew Research Center, 6 persen dari muslim Amerika adalah Latino.
Komunitas Muslim Latino tersebar di wilayah-wilayah seperti New York City, Chicago, Los Angeles and Miami. Dan negara bagian California merupakan wilayah dengan konsentrasi muslim Latino terbanyak di AS.
Sementara wanita muslim lainnya tidak mengenakan hijab, kebanyakan Muslim Latino sangat memegang erat perintah untuk menutup aurat ini.
"Ketika orang melihat Anda dengan hijab, pertama, mereka akan menghormati Anda. Kedua, itu adalah gambaran emosi Anda karena Anda berbeda. Anda percaya pada sesuatu. Sungguh menakjubkan," kata Greisa Torres, seorang wanita Latino dari Kuba yang memeluk Islam saat pindah ke Amerika.
Torres menambahkan, berjalan di luar sambil mengenakan hijab juga untuk mementahkan stereotip bahwa semua orang Arab adalah muslim dan semua orang Latin adalah Katolik.
(Ism, Sumber: OnIslam.net)

0 komentar:

Posting Komentar